Thursday, June 7, 2012

Batita Pilih Ayah Saat Bermain, Ibu Saat Tidur




Meski penelitian menunjukkan anak lebih sering beraktivitas fisik dengan ayah, bukan berarti ibu tak bisa aktif bermain dengan anak.
KOMPAS.com - Kala melakukan permainan yang membutuhkan aktivitas fisik dan tantangan seperti melompat, berlari, dan memanjat, anak lebih memilih bersama ayah. Namun ketika mengantuk dan ingin tidur, si batita lebih memilih bersama ibunya.

Penelitian yang dilakukan Lamb dan Roopnarine, psikolog dan penulis buku dari University of Utah Salt Lake Amerika Serikat pada akhir 1970-an, terhadap aktivitas anak bersama ayah atau ibunya menyimpulkan, ayah dan ibu mengambil peran berbeda saat berinteraksi dengan anak.


Ayah memiliki kecenderungan melibatkan aktivitas fisik yang lebih "menantang" dibandingkan ibu.  Ayah kerap mengajak anak bergulat, mengayun, melompat, berlari, dan lainnya.

Sementara ibu lebih ke arah permainan yang membutuhkan perasaan, seperti bermain boneka, membaca buku dongeng, atau permainan yang tak butuh aktivitas fisik berlebih, juga ketika anak ingin tidur.

Dengan karakter anak usia ini yang aktif, tak bisa diam, daya eksplorasi yang kuat, membuatnya lebih senang bermain dengan ayah. Apalagi dalam berinteraksi, ayah umumnya lebih inisiatif dan kreatif.

Ketika berperan menjadi harimau, ayah berusaha atraktif, seperti merangkak dan mengaum. Gaya permainan seperti ini sangat disukai batita. Tak hanya itu, ketika bermain pun ayah suka "berisik" sendiri seperti mengetuk-ngetuk toples untuk menciptakan bebunyian, bertepuk tangan sambil melompat, mengubah ekspresi wajah, dan lainnya. Perilaku ini akan membuat emosi anak teraduk-aduk sehingga ia ketagihan bermain bersama ayahnya lagi.

Ross Parke, PhD, profesor psikologi dari University of Illinois at Urbana Champaign, Amerika Serikat juga melakukan penelitian terhadap aktivitas ayah dengan anaknya sejak bayi.

Hasilnya, ayah sudah melakukan aktivitas bermain lebih aktif secara fisik, dan tak terduga, seperti menggelitik si kecil. Ketika melihat ayahnya datang, bayi akan menggerak-gerakkan tangan dan kakinya seakan ingin mengajak bermain. Sementara ketika ibu mendekat, mata bayi terpejam dan detak jantungnya pun tenang teratur, sepertinya ia minta disusui, dipeluk dan tidur di dekat ibu.

Berbagi tugas
Peran ayah dan ibu, entah dalam bermain, tidur, atau yang lainnya sangat diperlukan. Keduanya memberikan manfaat yang saling melengkapi sehingga akan mendukung pertumbuhan fisik dan psikis anak secara optimal. Apalagi, baik tanggung jawab maupun peran ayah dan ibu, sesungguhnya sama, salah satunya adalah sama-sama harus memberikan stimulasi perkembangan anak.

Meski dalam penelitian kecenderungan anak ingin tidur bersama ibu dan bermain bersama ayah, sebaiknya tidak membuat orangtua saling lempar tanggung jawab. Bisa saja dalam kesempatan tertentu kecenderungan ini ditukar, ayah menemani anak tidur, dan ibu menemani anak bermain,

Tujuan utamanya adalah memberikan stimulasi yang optimal, baik untuk mengembangkan otak kiri anak dan otak kanan, sehingga keduanya bekerja lebih baik. Efeknya, kecerdasan anak, baik emosi maupun intelektual akan berkembang optimal.

Ohio State University pernah melakukan penelitian terhadap 112 pasangan yang memiliki anak balita dan mereka dimintai mengisi kuesioner.

Pertanyaan pada kuisioner tersebut adalah seberapa sering mereka bermain dengan anak-anak dan seberapa sering mereka terlibat dalam proses mengurusi anak-anak. Kemudian, setiap pasangan diminta menggambar keluarga dan merangkai permainan menjadi rumah sambil diobservasi selama 20 menit oleh peneliti.

Hasil observasi menemukan, ayah yang mempunyai waktu cukup untuk bermain bersama anaknya, maka pasangannya akan semakin rukun dan saling mendukung sebagai orangtua. Begitu pula sebaliknya.

Namun, pada ayah yang yang ikut mengurus anak, seperti memandikan atau memakaikan baju anak, ternyata pasangannya cenderung kurang men-support. Mungkin karena apa yang dilakukan ayah tidak cukup baik menurut ibu. Hal ini memang cukup mengejutkan, tetapi juga menunjukkan bahwa peran ayah dan ibu perlu dibagi sehingga saling mendukung satu sama lain.

Namun demikian, ayah tetap bisa mendukung untuk membantu mengurus anak, dan ibu tetap bisa mendukung ayah mengajak bermain.

(Tabloid Nakita/Irfan Hasuki)

No comments:

Post a Comment